Film Tjoet Nja’ Dhien akan Tayang Kembali

Film biopik Tjoet Nja’ Dhien kembali ditayangkan di bioskop Tanah Air pada Hari kebangkitan Nasional, 20 Mei 2021. Film yang pertama kali dirilis pada 1988 itu telah berhasil direstorasi.

Selain menampilkan tokoh nasional yang dijuluki Srikandi dari Serambi Mekah, Aceh ini. Film ini juga spesial lantaran mendapatkan 8 kategori Piala Citra.

Tak hanya itu, berikut beberapa fakta tentang yang dibintangi Christine Hakim ini seperti dirangkum MNC Portal Indonesia, Senin (7/6).

1. Habiskan Dana Rp1,5 miliar
Film Tjoet Nja’ Dhien yang digarap oleh sutradara Eros Djarot ini diketahui menghabiskan dana Rp1,5 miliar. Angka ini terbilang fantastis pada masanya. Terlebih pembuatan film kolosal kala itu biasanya mencapai Rp500 juta.

“Kami menyadari sekali film Indonesia paling mahal Rp500 juta saat itu produksi kolosal seperti Saur Sepuh. Tjoet Nja’ Dhien sampai Rp1,5 miliar, 3 kali lipat. Saya pikir ada produser yang gila mau memproduksi film sejarah pada saat itu yang sangat sulit sekali mendapatkan investor kita harus bersyukur,” kata Christine Hakim di YouTube Kemenparekraf.

2. Para Pemain Tak Dibayar
Karena membutuhkan dana yang tidak sedikit, film ini juga sempat mendapatkan kendala produksi lantaran biaya. Sampai akhirnya baru selesai usai 3 tahun diproduksi. Menariknya lagi para pemain dalam film ini pun rela tak dibayar.

Menurut Christine Hakim dirinya sudah merasa sangat bersyukur bisa ikut dalam pembuatan film itu.
“Pertama-tama kita memang sudah komitmen untuk tidak dibayar bukan karena mas Eros tidak membayar kita,” katanya.

3. Christine Hakim Awalnya Tak Tahu Jadi Pemeran Utama
Christine Hakim mengaku awalnya dirinya hanya ingin membantu pembuatan film. Namun namanya justru dipilih menjadi pemeran utama dalam film tersebut.Mendapatkan kesempatan itu, dia pun mengaku merasa bersyukur.

“Terlibat film sejarah itu sama saja merekonstruksi skenario Tuhan karena Tjoet Nja’ Dhien bukan tokoh fiktif..dia adalah hamba Allah yang hidup di masanya. Ini jelas suatu kehormatan bagi saya dan satu pembelajaran yang mahal sekali,” katanya.

4. Diapresiasi Belanda
Christine Hakim mengatakan keinginan untuk restorasi film Tjoet Nja’ Dhien juga datang dari pihak Belanda. Sehingga film ini berhasil di restorasi di negeri Kincir Angin itu.
Menurut Christine pihak Belanda menilai film ini tidak mendiskreditkan penjajah dan kolonial kala itu. “Karena memang pesan yang ingin disampaikan mas Eros bukan cuma itu,” kata Christine. Okz

Pos terkait